Senin, 04 Desember 2023

Bahagia itu Hari Ini, Tak Perlu Harus Menunggu Nanti

 


“Hanya satu cara untuk bahagia, yaitu dengan berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kuasa kita.” –Epictetus

Sampai sejauh ini usiaku (tepatnya hampir mencapai kepala tiga), belum benar aku pahami tentang apa itu bahagia. Entah sebab egoku terlalu tinggi, atau mungkin tingkatan kepekaanku memang tumpul. Hanya saja, yang aku pahami adalah aku tidak pernah memusingkan segala sesuatu yang sama sekali tidak ada kaitannya denganku. Selama itu tidak mengganggu, aku pun tetap akan merasa damai dengan duniaku. Meski, aku paham tak selamanya hidup bisa seacuh itu.

Tentunya dalam satu atau dua kali, tetap saja kita akan pernah merasa terganggu, meski sudah sangat acuh. Pada tahap ini, kita tinggal memilih. Seperti halnya, melonggarkan toleransi untuk mengalah dan tidak peduli. Atau meladeni dan memprotes, lalu pada akhirnya terlibat dalam debat kusir sebab permasalahan yang salah tafsir.

Begitulah perjalanan hidup. Kita perlu memberi garis pada batas-batas kehidupan yang bisa membuat kita paham. Mengenai sampai batas mana kita boleh melihat, mendengar, dan berbicara. Sebab kita hidup tidak hanya berkaitan tentang hal-hal pribadi, tetapi juga menyangkut kepentingan komunal.

Selain batas, kita juga harus pandai dalam membuat lingkaran. Sebuah lingkaran yang kita bagi dua, untuk menentukan mana lingkaran dalam dan mana lingkaran luar. Lingkaran dalam adalah tentang hal-hal yang masih ada dalam jangkauan kita. Bisa kita sentuh, kita gapai, kita atur dan kendalikan. Semuanya terserah bagaimana kita sebagai usernya.

Selanjutnya adalah lingkaran luar. Mengenai segala hal yang entah itu menyangkut kita ataupun tidak, di mana hal-hal tersebut sudah berada di luar jangkauan kita. Sekali lagi, ‘di luar jangkauan’. Oleh karena itu, tak semestinya kita begitu merasa pusing dan terganggu atas hal-hal yang berada di luar jangkauan kita. Meski, seringnya tidak sedikit yang tidak bisa lepas dari itu. Memusingkan segala sesuatu yang seharusnya juga tidak perlu kita pusingkan. Membingungkan apapun yang juga tidak harus kita bingungkan.

Tapi, sadar tidak? Manusia memang serumit itu. Seperti kata orang, bahwasanya manusia adalah makhluk yang kompleks. Bukan kompleks terkait yang ada pada luar manusia. Melainkan kompleks pada si manusia itu sendiri. Tak jarang seringkali kita selalu kalah dengan apa yang kita pikir. Kita menjadi minder, ragu, takut, apapun itu padahal sebetulnya hal tersebut yang menjadi hambatan nyata untuk kemajuan diri.

Harusnya bisa kita kontrol, tetapi tidak kita hiraukan. Malah apa yang tidak bisa kita kontrol, selalu kita pedulikan. Jika bisa kita tela’ah lebih lanjut. Mengenal diri merupakan hal yang penting untuk kita bisa paham, bagaimana mengatur apa yang bisa kita atur dan hal yang tidak bisa kita atur. Karena dengan mengenal diri sendiri kita jadi tau batasan-batasannya. Sehingga, untuk memilih atau mencapai kebahagiaan bukanlah hal sulit. Sebab, kita tahu apa yang kita butuhkan untuk bahagia. Jika sudah tahu, tentunya kita akan paham apa yang perlu kita lakukan dan bagaimana melakukannya.

Hal terakhir yang perlu kita benahi adalah, kebahagiaan bukanlah hal yang bisa kita bandingkan, sebab takaran kebahagiaan setiap orang yang tidaklah sama. Oleh karenanya, bahagiamu belum tentu menjadi bahagia mereka. Pun kebahagiaan mereka, belum tentu juga menjadi bahagiamu juga. Ingat, jangan lupa bahagia karena bahagia itu hari ini, tak perlu harus menunggu nanti.[]

Tidak ada komentar: