Ternyata
baiknya memang tak harus aku kirimkan senja yang telah tersakiti. Pesan
implisit dalam sebuah tulisan membuatku merasa berhutang akan senja. Membuatmu
tersakiti dan kecewa karena senja. Baiknya memang senja tak harus terbalaskan.
Biarkan menggantung seperti adanya senja. Seperti bagaimana senja itu di
gariskan untuk berada disana. Tak perlu lagi ku merasa perlu untuk
membawakanya. Aku tahu dan kau pun juga tahu. Baiknya memang harus seperti itu.
Mengutip
catatan dari karya Dee. Entah bagaimana tulisan itu bisa kamu pilih untuk
mewakili apa yang kamu rasa, yang ingin kau kata. Apakah semua gadis memiliki
dimensi yang sama? Dimana terdapat rasa yang sama yang tak bisa dijelaskan
secara ilmiah. Apakah itu karena peristiwa yang sama. Ataukah terjadi akibat si
penulis menuliskan rasa dari si empunya. Aku tidak tahu.
Aku
sadar, aku bukanlah tokoh Sukab yang bisa mengirimkan potongan senja untuk
pacarnya Alina. Aku tidak mampu untuk melakukan itu. Pun baiknya memang tak
usah ku untuk mengantarkan senja yang pernah ku kata kepadamu. Buku yang pernah
kau rekomendasikan pada ku telah selesai aku baca. Maaf, aku tak mampu untuk
beli. Jadi aku memutuskan untuk pinjam di perpustakaan kampus saja. Lalu aku
baca Pada sub bab yang kau anjurkan untuk ku baca. Dengan kutipan yang sudah
tebal oleh stabilo tak tahu oleh siapa. Mungkin ulah mu, mungkin juga orang
lain. Sebab merasa mewakili apa yang sedang dirasa.
Sepertinya
aku yang salah menginterpretasikan. Entah, aku tak pernah tahu. Pun jika sampai
sekarang interpretasiku masih juga salah dalam memahami tulisan mu,
keputusanmu. Semoga saja tidak. Apakah kau setuju, jika ku kata tak harus ada
yang perlu untuk disalahkan dan menyalahkan? Kau sudah memilih untuk mengambil
keputusan itu. aku pun juga, walau baru saja.
Ah
sudahlah.. mungkin memang baiknya seperti itu. Aku tak mau memperpanjang
tulisan ini lagi. Biarkan tulisan ini tetap pendek saja. Tak perlu di
perpanjang lagi. Karena semuanya telah usai. Ini hanya untuk mewakili
kebodohanku, yang baru saja mengerti dan memahami setelah membaca buku yang kau
anjurkan itu. Buku ini pun juga harus segera aku kembalikan, sudah habis
waktuku untuk meminjam. Sebelumnya aku sudah berjanji tak mau mengembalikan,
sebelum menulis sebuah tulisan jawaban. Lalu. Terimakasih untuk semuanya. Mohon
maaf untuk segalanya.
Kau
pilih kutipan ini..
“aku tidak ingin bersamamu cuma karena
enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu. Seseorang semestinya memutuskan
bersama orang lain karena menemukan keutuhanya tercermin, bukan ketakutanya
akan sepi.”
Ku teruskan dengan kutipan ini..
“aku ingin mengalir. Hatiku belum mau
mati. Aliran ini harus kembali memecah dua agar kita sama-sama bergerak.
Sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pisah dalam amarah.”
Aku harap kau tak salah mengartikan
karakter yang ada disitu. Tentang aku, kau, dan kita.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar