Selasa, 28 Juli 2015

Wayang Bercerita

Baru saja Wayang membaca tulisanya. Tulisan dengan judul table “coretan gak penting”. Tulisan yang ditulis oleh si dia ini -sebut saja Danbo- menuliskan jawaban atas sebuah sapaan yang sudah membuatnya menitikkan air mata. Sapaan yang sungguh tidak tahu diri. Semacam tidak merasa berdosa dan bertanggung jawab atas apa yang sudah di tuliskan oleh Wayang dalam bentuk sapaan.

Sapaan Wayang tak bisa menjelaskan dan melegakan apa yang sudah diharapkan oleh Danbo. Harapan akan penjelasan dari sebuah penantian yang sudah dilakukan oleh Danbo. Sapaan tersebut memberikan kesadaran kepada Danbo akan hubungan yang telah sampai pada ujungnya. Bagi Danbo, ujung dari sebuah hubungan adalah untuk mengakhiri, entah mengakhiri dengan berhenti di tengah jalan ataukah mengakhirinya dengan bertemu di pelaminan. Hingga terjadilah mengakhiri dengan akhir yang pertama. Akhir yang sebenarnya tidak pernah diharapkan oleh Wayang, namun menjadi lebih baik bagi Wayang untuk dilakukan.

Wayang memang sosok yang egois, angkuh, dengan apa yang dikenal banyak orang dengan sebutan rindu. Banyak rindu, terutama rindu dari terciptanya suatu hubungan. Dia lebih memilih untuk menekan rasa rindunya saat rindu itu datang dan mencoba untuk menyapanya. Setiap kali datang, rindu itu seakan ditepis jauh-jauh. Digantikan dengan yang sering disebut tanggung jawab, dan juga kewajiban oleh banyak orang. bisa dikatakan hal tersebut hanya dalih atau sebuah pembenaran saja memang, bagi Wayang terserah bagaimana pembaca mengartikan. Namun menjadi sangat tidak berdaya bagi Wayang saat rindu itu terucap dan menuntut kepada Wayang agar terealisasikan.

Mungkin Danbo tidak tahu. Wayang belum mengerti mana yang harus didahulukan antara kewajiban, tanggung jawab, ataupun kerinduan. Bagi wayang semua itu sama untuk bisa selaras dijalankan. Namun, Wayang memang belum mengerti dan juga baru saja belajar tentang apa dan bagaimana itu sebuah hubungan. Dimana memunculkan kerinduan hingga menjadi sangat wajib untuk dipertanggung jawabkan karena menyangkut seseorang.

Wayang meminta maaf.. benar-benar meminta maaf. Wayang baru saja sadar, sekolah memang kewajiban oleh karena itu harus dipertanggung jawabkan karena menyangkut banyak orang. Organisasi juga kewajiban kerena sudah berani memilih untuk berorganisasi oleh karena itu harus dipertanggung jawabkan dihadapan banyak orang. Hubungan juga.. karena sudah dipilih oleh karena itu harus dipertanggung jawabkan pula.

Wayang sudah terbengkalai, karena terlalu sibuk menimbang-nimbang, memilih-milih, mana yang penting mana yang bukan. Wayang mencoba menata ulang puing-puing kegagalan. Pemikiran sistematis Wayang sudah mencelakakan banyak orang, mengecewakan, menyakiti, dan meninggalkan banyak bekas kesalahan yang sangat memalukan lalu ditinggalkan tanpa ada pertanggung jawaban.

Wayang memang seperti anak kecil, tapi dia ingin Danbo tahu, bahwa Wayang tidak pernah sekalipun memiliki maksud untuk melakukan semua –hal buruk - yang banyak seperti yang sudah Danbo rasakan dan fikirkan. Wayang hanya merasa kebingungan, itu saja. Kebingungan Wayang menyebabkan tidak terusahakanya sesuatu. Kebingungan yang menyebabkan kebingungan, saat kebingungan lain datang.


Di tulisan Danbo yang lain. Wayang menemukan Danbo sedang dalam titik kebingungan, kebingungan karena sudah menemukan kebahagiaan yang lain. Wayang memberikan pesan kepada Danbo untuk tidak terlalu lama bergulat dengan kebingungan. Segera putuskan sebelum datang kebingungan yang lain. Wayang berterima kasih. Banyak pelajaran yang sudah Danbo ajarkan. Jurus-jurus rahasia untuk bisa melumpuhkan, jurus-jurus dimana baru pertama kali Wayang dapatkan. Danbo tidak tahu jika memang benar baru pertama kali Wayang dapatkan. Wayang Berterima kasih untuk banyak hal kepada Danbo, dan meminta maaf untuk segala hal.[]

Tidak ada komentar: