Rabu, 27 Februari 2013

Keputren


Pagi indah disambut dengan suara merdu kokok ayam yang saling bersaut-sautan dengan sinar mentari yang malu menunjukan dirinya karena sedang dibalut dengan kabut putih nan sejuk, sayup-sayup suara ibadah shubuh terdengar di setiap surau desa yang menunjukan aktivitas awal mereka.

Hari ini aku terbangun dengan ingatan akan acara ospek jurusan yang harus kuhadiri sebelum jam 5 pagi, dengan cepat ku terjaga dari perbaringan nyaman, ku lihat hp yang tergeletak disamping temanku berbaring sudah menunjukan pukul setengah 5 pagi.

ku buka pintu. hembusan sejuk angin pagi menyambutku. dengan sedikit berlari aku kembali ke kamar ku -karena malam itu ku menginap di kamar temanku- hampir terlupa untuk membawa sepatu milik temanku, kembali lagi lalu ku sisihkan kaos kakinya yang sudah lumayan wah dan ku bawa pergi sepatunya.

Setelah sholat dan semua persiapan sudah kulakukan ku lihat jam sekali lagi menunjukan pukul 05.10 WIB ku ambil kunci sepeda ku nyalakan lalu dengan tarikan kecil ku pacu sepeda motor yang setia menemaniku. aku pergi menuju fakultas tempat pemberangkatan acara ospek jurusan, berharap tidak hanya aku panitia ospek jurusan yang terlambat, satu persatu sms dan telefon masuk menanyakan keberadaanku:
“kamu dimana? Ayo cepet!”
“ya aku otw udah mau nyampek”

Sampai di depan gerbang fakultas ternyata semua peserta sudah berkumpul dan gerbang sudah di tutup dengan seorang temanku menjaga di luar layaknya satpam.
             “panitia datang terlambat !!” 

sentakan yang ku dan temanku -teman sesama panitia yang bertemu di jalan- terima pertama kali di pagi yang indah tersebut, sialan kataku perut belum terisi oleh nasi dan kopi tapi sudah kena nasehati.

Upacara pemberangkatan telah selesai dilakukan, perserta dan beberapa panitia diberangkatkan menggunakan 4 truk militer yang sudah di sewa, sisanya menggunakan sepeda motor untuk menuju ke camp keputren Jember tempat acara kami diadakan.

Dengan temanku sebagai petunjuk jalan kami pun -pengendara sepeda motor- berangkat bersamaan melewati beberapa sawah, perbukitan, dan  jalan kecil pedesaan lalu tikungan, tanjakan, dan turunan tajam dengan jalan bebatuan tidak beraspal kami lewati, bebatuan cadas yang tak tertata rapi secara langsung menguji kekuatan dari roda sepeda motor ku dengan tangan menahan goncangan, fikiran berlarian akan servis sepeda yang akan ku lakukan, Chelsea -nama sepeda ku- hanya diam bertahan.

Desa dengan hasil panen yang melimpah akan hasil kebunnya, melewati kebun durian membuatku terperangah akan banyaknya buah dengan bau manis menyengat bergantungan, membuat manusia tidak segan untuk mengeluarkan dompetnya. Hanya menelan ludah dan tenggelam dalam bayangan untuk menikmatinya. 

Akhirnya sampai di depan gapura pintu masuk tempat camp, yang ternyata baru kusadari masih kurang ±3km lagi menuju tempat kami menginap. memasuki perkebunan karet dan akhirnya sampai juga kita di camp penginapan. Kami disambut dengan pemandangan indah tebing pegunungan dengan angin sejuk menghempas dan suara air sungai yang membuatku penasaran sesejuk apa airnya.

Masuk ku dalam penginapan sudah di sambut dengan bau-bau pengap tidak pernah di pakai, aku dan beberapa panitia disitu menyiapkan semua perlengkapan yang akan dipakai ketika kegiatan berlangsung.

Kamar panitia dan pesertapun ditunjukan oleh temanku begitu juga dengan fungsi ruangan-ruangan lainya, di ruang tengah -tempat yang akan dipakai sebagai aula acara- terdapat tangga kayu menuju ke atas -loteng rumah tersebut- karena penasaran yang begitu besar ku minta temanku mengantarkan kesana, tidak ada apa-apa hanya ruangan pengap, kotor, berdebu biasa tapi dengan suasana agak berbeda dari ruangan-ruangan lainya.  

Truk yang mengangkut peserta dan sebagian panitia akhirnya datang, semua barang diturunkan dari truk dan dipersiapkan untuk acara, acara berlangsung. semua panitia bekerja sesuai tugas mereka begitu juga dengan aku yang langsung bergabung dengan peserta yang ku dampingi, bercengkrama, makan bersama, dan membicarakan penampilan yang akan dibawakan mereka saat acara pesta topeng api unggun.

Disela-sela kegiatan aku gunakan untuk mengistirahatkan urat-urat yang sedari tadi kugunakan untuk aktivitas, selain itu untuk bertemu dengan Sang Pemilik Kehidupan, Berjalan aku dan temanku dari surau menuju aula tengah untuk menemui peserta yang kita dampingi untuk melihat persiapan yang sudah mereka lakukan, dalam diam kusandarkan punggung yang sedari tadi menyangga tubuhku ini, sedikit tarikan nafas dalam merilekskan ketegangan, satu persatu dewi-dewi ciptaan Tuhan berjalan menarik perhatian tapi hanya tiga yang membuatku penasaran.

Dalam diam untuk beristrahat, fikiranku berputar ulang akan pembicaraan tadi siang dengan salah seorang peserta -cewek- yang sedikit membuatku tenggelam keheranan, benar tidaknya apa yang dikatakan, berawal dari percakapan basa-basi saling berkenalan hingga sampai pada pembahasan mistis mengenai tempat yang kita tempati.
“bukanya nakut-nakuti mas, tapi di loteng atas dekat tangga kayu banyak mata memandang ke arah kita”.
“loh.. kamu bisa lihat!?” tanyaku keheranan
“maka dari itu mas, sedari tadi aku nggak berani menengok kesana” jawabnya sambil menganguk
“eh kamu bisa buka mata batinku ndak!? Biar aku bisa lihat tembus pandang kayak kamu” pintaku sedikit cekikikan bersama temanku.
“ah mesum neh, masnya!!”. wajahnya merah karna kata-kataku tadi.

Beberapa panitia berusaha mempersiapkan kayu kering untuk api unggun, walaupun sedikit hujan pada beberapa jam sebelumnya mereka tetap yakin untuk menyalakan api ungun.

Malam pun datang kabut sore mulai terbentang tubuh gatal akan keringat yang tertahan tak sempat memikirkan untuk berniat membersihkan badan hanya dengan melakukan basuhan ringan sebelum menghadap Tuhan.

tak lama kemudian api unggun muncul dalam kobaran, sedikit menghangatkan semua disekitar perapian, tiba saat satu per satu penampilan dipersembahkan, sekali lagi aku terdiam tenggelam dalam pemikiran, suasana sejuk dan indahnya perbintangan alam semesta  membuatku tak sadar tenggelam dalam kerinduan tanpa tahu siapa gerangan yang sangat kurindukan.

Tidak ada komentar: