Senin, 20 November 2023

Yogyakarta, 18-21 Agustus 2023


Jember, 18 Agustus 2023

Perjalanan saya di mulai pada tanggal ini. Tanggal yang saya tunggu-tunggu, sebab pada tanggal ini sampai tanggal 21 nanti, untuk pertama kali saya mengambil izin libur selama 4 hari. Hal yang memang tak biasa bagi saya sendiri. Sebab, pada pekerjaan sebelum-sebelumnya saya tidak pernah izin libur lebih dari 2 hari lamanya. Oleh karenanya, 4 hari ini merupakan izin bermodal nekat pada tempat bekerja saya yang juga terhitung masih baru. 

Berangkat pukul 05.15 pagi dari stasiun Jember, menggunakan Kereta Ranggajati jurusan Jember - Cirebon saya memilih pemberhentian Stasiun Yogyakarta. Sebelum pemberangkatan memang sudah berniat untuk tidak tidur, karena saya terlalu khawatir tidak bisa bangun pagi. Pikir saya, jam tidur bisa saya habiskan di dalam kereta selama perjalanan nanti. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menemani seorang teman ngopi sampai pagi.

Perjalanan kali ini bisa dikatakan sebagai liburan tahunan, sebab saya menuju Yogyakarta bertujuan untuk menghadiri meet up komunitas HPI (Hogwarts Potterheads Indonesia) yang diadakan setiap tahun di kota berbeda. Sebuah komunitas yang di dalamnya berisikan anak-anak pengemar Harry Potter, dulunya kami terbentuk di sebuah aplikasi bernama BAND. Namun, pada meet up kali ini kami tidak benar-benar mengusung pertemuan antar penggemar Harry Potter. Kami hanya sepakat untuk bertemu dan staycation bersama, karena tidak banyak peserta yang bisa hadir. Selain meet up, saya juga memiliki tujuan lain yang sudah tersusun bersama seorang sohib untuk mendaki Gunung Andong di Magelang. 

Jauh hari sebelum keberangkatan, semua tiket sudah saya pesan. Mulai dari kereta berangkat, kereta pulang, hingga tempat menginap pada hari pertama saya sampai di Yogyakarta. The Capsule Malioboro menjadi pilihan tempat saya menginap saat itu. Karena di pagi hari saya sudah ada janji dengan Shinta (sohib) untuk bertemu di Stasiun Tugu, sembari menunggu motor sewaan yang sudah ia pesan. Saya tiba pukul 15.00 sore, agak terlambat sepertinya karena di tiket saya seharusnya tiba pukul 14.30 WIB. 

Selama perjalanan menggunakan kereta, saya tidak banyak merekam atau memotret. Pertama karena saya lelah dan mengantuk. Kedua, karena gawai saya sangat merepotkan sebab kapasitas baterai yang mudah sekali habis, meski di dalam kereta ada colokan penambah daya. Kereta berangkat seiring saya mulai terlelap, dan terbangun ketika kereta sudah bersandar di Stasiun Gubeng. Selanjutnya, dari Stasiun Gubeng sampai Stasiun Yogyakarta saya hanya sesekali tertidur dan bangun hanya untuk maraton Anime One Piece. 

Sampai di The Capsule Malioboro saya segera check in dan merebahkan badan. Mengenai penginapan ini tidak banyak yang bisa saya ulas. Penginapan ini bertemakan luar angkasa. Terdapat tiga ruangan terpisah berisikan beberapa unit ranjang. Jangan berpikir bahwa penginapan ini menyediakan bentuk kamar pada umumnya jenis hotel penginapan. Karena pada penginapan ini, kita hanya menempati satu ranjang berbentuk capsule, di mana di dalamnya terdapat televisi, pendingin semacam ac, kaca berhiasakan lampu-lampuan, kasur, bantal, selimut dan lain-lain. Penginapan ini juga menyediakan loker untuk penyimpanan tas dan sepatu, jadi tidak membuat sempit ketika saya berada di dalam capsule untuk tidur tersebut. Selain itu, mereka memiliki fasilitas shared bathroom, jadi bukan rekomendasi yang baik jika kalian tidak nyaman dengan penggunaan kamar mandi bersama pada sebuah penginapan. 

Bagi saya, hal yang menyenangkan pada penginapan ini adalah, selain harga yang terjangkau, kita juga mendapatkan free breakfast. Sangat cocok bagi saya yang tidak berkantong tebal dalam sebuah perjalanan. Review lain terkait penginapan The Capsule Malioboro, bisa kalian cari di youtube atau google, karena saya tidak pandai mengulas layaknya para vlogger dan traveller. 

Yogyakarta, 19 Agustus 2023.

Pukul 06.00 pagi terbangun, agak terlambat dari jam seharusnya saya bangun. Dua panggilan tak terjawab dan sebuah pesan singkat dari Shinta. Ia mengabarkan sudah tiba di Stasiun Lempuyangan dan beristirahat di warung Bu Lisa untuk ngopi dan makan. Bu Lisa ini menjadi tempat pendaratan Shinta setiap kali ia tiba di Yogyakarta. Dari apa yang pernah ia ceritakan, saya jadi penasaran dengan sosok Bu Lisa dan kali itu berkesempatan untuk bertemu dengan beliau. Kami mengubah lokasi meeting point dari yang sebelumnya di Stasiun Tugu, berubah di Stasiun Lempuyangan. Beruntung batinku, karena akhirnya bisa bertemu dengan sosok Bu Lisa. 

Setelah bangun tidur, saya bergegas untuk cuci muka tapi tidak berniat untuk mandi karena tidak ingin membuat Shinta menunggu, meski sebetulnya dia sudah menunggu sejak pukul 05.30 WIB (hehe Sorry Ta...). Niat hati ingin segera bergegas, tapi petugas penginapan menyarankan saya untuk sarapan terlebih dahulu, lumayan untuk menghemat pengeluaran pikir saya. Setelahnya, saya langsung memesan ojek online dan tak lupa untuk membeli beras 5kg pesanan Shinta, karena ia ingin memberikan beras itu kepada Bu Lisa. Sepertinya, Bu Lisa sudah memberikan kesan yang baik dan dinobatkan sebagai Ibu Pemberhentian di Lempuyangan oleh Shinta.

Sesampainya di Lempuyangan akhirnya saya bertemu dengan Shinta, sayangnya tidak saya dapati Bu Lisa sedang berada di warung. Saat itu kebetulan Bu Lisa sedang pergi ke pasar dan yang menjaga warungnya adalah anak dari Bu Lisa. Kami mengahbiskan sebatang rokok sembari menunggu kabar dari tempat sewa motor Transmojo. Beruntung, ternyata Transmojo memiliki cabang penyewaan di Stasiun Lempuyangan, sehingga memudahkan kami untuk melakukan serah terima motor sewaan. Sialnya, hari itu motor yang kami pesan sedang perpanjangan surat-surat, sehingga tempat sewa memberikan jenis motor lain untuk digunakan sementara waktu sebelum nantinya akan ditukar dengan jenis motor yang kami pesan. Pesanan kami adalah motor Honda Vario tahun terbaru, digantikan sementara dengan Honda Beat tahun terbaru. Motor menjadi pertimbangan penting bagi kami, sebab akan kami gunakan menuju dataran tinggi basecamp pendakian Gunung Andong.

Hari kedua di Yogyakarta adalah jadwal meet up dengan teman-teman HPI di Vila Lavavela yang sudah kami pesan bersama. Meet up kali ini dihadiri oleh sembilan orang saja, karena kebetulan yang lain sedang berjibaku dengan kegiatan real world, pun ada juga yang sedang sakit. Seperti biasa pada setiap acara meet up kami memiliki tradisi tukar kado. Kado berupa barang dengan nilai minimal 20 ribu rupiah berbungkus koran yang nantinya akan di acak untuk diberikan secara random. Tentunya ada aturan-aturan dasar terkait isi yang diperbolehkan, sialnya saat menulis ini saya lupa apa aturannya. Selain tukar kado, seringkali juga diselingi dengan kegiatan permainan berhadiah. Permainan tersebut layaknya kuis dan game yang berkaitan dengan pengetahuan mengenai Harry Potter. 

Jika saya tidak salah menghitung, ini adalah pertemuan ke-4 kami. Dulu meet up pertama diadakan di Jogja dengan peserta terbanyak, sayangnya saat itu saya tidak bisa hadir. Meet up ke-2 diadakan di Surabaya, saya ikut sekaligus membantu sebagai panitia. Meet up ke-3 di Malang, syukurnya saya masih bisa hadir, sebab memiliki teman seperti mereka benar-benar membuat saya haus akan perjumpaan. Entah, untuk selanjutnya meet up ke-5 apakah akan diadakan atau tidak. 

Agenda pertama dari meet up adalah kumpul terlebih dahulu. Sebab tidak semua peserta tiba di vila, beberapa yang sudah hadir hanyalah Rin, Momon dari Semarang datang tanggal 18 sore, ditemani dengan Tian, penduduk asli Jogja. Vila memang sudah di booked selama dua hari dari tanggal 18 sampai dengan tanggal 20. Selanjutnya ada saya (dari Jatim) yang datang, bersamaan dengan Shinta dari Jakarta. Selanjutnya, datang lagi si Mamad dari Malang dan si Anis dari Jogja. Di Susul dengan Athael dari Solo bareng Sita cewenya dan genap sudah para peserta meet up saat itu. 

Acara selanjutnya adalah perjalanan ke Pantai Depok untuk makan seafood, bersambung dengan mampir ke wisata Gamplong Studio Alam, sebuah lokasi tempat pengambilan gambar untuk film karya Hanung Bramantyo seperti Bumi Manusia, Sultan Agung dan Habibie Ainun. Saya dan Shinta mengendarai motor, sedangkan Athael dan teman-teman lain menggunakan mobil. Di perjalanan, saya sempat melipir ke Eiger Store untuk mengantarkan Shinta berburu tas untuk summit di Gunung Andong keesokan paginya. Kunjungan menuju dua tempat tersebut berjalan lancar, berlanjut acara pada malam hari yaitu tukar kado dan menikmati sajian barbeque sosis dan daging slice. Setelah acara, saya memilih untuk tidur lebih awal, karena keesokan paginya harus bangun pukul 4 pagi untuk mulai perjalanan menuju basecamp pendakian Gunung Andong di Magelang.

Cerita tentang pendakian, akan saya ceritakan sendiri. Pada Meet Up kali ini saya mendapatkan hadiah seperangkat sendok dan garpu dengan bonus wadah minum dari Mixue. Sayangnya saya kehilangan wadah minum Mixue tersebut. Entah tertinggal di mana. Senang rasanya pada usia saya di tahun 2023 ini masih memiliki kawan dari berbagai kota. Masih bisa berkumpul bersama, staycation bersama, liburan, bermain game dan lain sebagainya. Bahkan tak jarang juga kami bertukar cerita tentang kehidupan dan pengalaman. Hal ini bagi saya sudah cukup istimewa, karena kelak ketika sudah berkeluarga, belum tentu momen seperti ini bisa terulang kembali. Terima kasih kawan. Semoga tahun depan kita masih bisa bertemu kembali.[]